CINTA
TAK TEPAT WAKTU
Mentari telah muncul. Kabut putih
perlahan-lahan hilang. Ku buka mataku dan ku buka jendela kamar. Kuhirup udara
segar. Dalam hati kuucapkan “selamat pagi dunia”. Rumput-rumputpun seakan-akan
menjawab salamku itu. burung berkicau riang di atas pohon. Bunga-bungapun
terlihat mekar kembali dan semerbak harum mewangi. “tok…tok…tok…” terdengar
orang mengetuk pintu kamarku. Pasti Ibuku, ia selalu membangunkanku saat pagi.
Kuambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Siap-siap untuk sekolah.
By
the way, kenalkan namaku Findy Clarita
Ayu. Tapi keluarga dan teman-temanku biasa memanggilku Icha. Nggak tau
darimana kata itu diambil. Tapi tak apa lah yang penting mereka suka dengan
nama itu. Oh ya, sekarang aku kelas 1 di SMA 28, kini memasuki semester 2. Sekolah
itu merupakan sekolah yang cukup baik kualitasnya. Di sana aku sudah merasa
nyaman banget. Teman-teman dan guru-gurunya begitu ramah dan baik. Jadi aku
betah deh sekolah di sana. “kring…kring…kring…” itu pasti suara sepeda Nugi. Dia
adalah sahabatku yang paling baik. Kita selalu bareng berangkat sekolah. Rumah Nugi
ada di samping rumahku. Keluargaku dan keluarga Nugi juga udah kenal akrab.
Nugi sahabatku sejak kecil. Kita kalau kemana-mana pasti bareng. Walaupun aku
cewek dan di cowok tapi nggak membuat kita malu untuk bareng.
Berangkat
sekolah dengan naik sepeda begitu mengasyikkan. Selain lebih santai, kita bisa
menikmati pemandangan dan tidak menimbulkan polusi. Selama perjalanan kita juga
saling bercerita. Sampai di sekolah tempat parkir sudah hampir penuh. “tetttt…”
suara bel berbunyi aku dan Nugi berlari menuju ke kelas. Untung saja belum ada
gurunya. Aku dan Nugi duduk bersebelahan. Di dalam kelas bisa dibilang aku dan
Nugi yang paling rajin mengerjakan PR. Kita tidak pernah mengerjakan PR di
kelas. Pelajaran kali ini adalah Matematika, pelajaran favoritku. Bu Ninik
datang dan meminta untuk mengumpulkan PR kemaren. Ku buka tasku untuk mengambil
buku, aku mengerjakan tugas itu semaleman.
Jam
sekolah pun berakhir. Aku dan Nugi menuju parkiran untuk mengambil sepeda. Saat
aku mau mengambil sepeda, aku tabrakan dengan seorang cowok. Oh My God !
ternyata cowok itu Kak Cello. Betapa senangnya hatiku bisa bertatapan langsung
dengan cowok terkeren di sekolah. Sedang asyik-asyiknya aku tatapan dengan Kak
Cello, Nugi malah menarik tangan aku dan mengajakku pulang. Nyebelin banget sih
itu orang. Selama diperjalanan aku ngomel pada Nugi. Tapi dia malah memakai
headset jadi dia tidak mendengarkan omelanku. Aku sama Nugi memang sering
berantem, tapi kita langsung baikan. Seperti biasa jika besok tidak ada PR kita
selalu bermain. Kali ini dia yang main ke rumahku. Aku curhat pada Nugi tentang
perasaanku kepada Kak Cello. Tapi dia malah mengalihkan pembicaraan ke topic
lain. Heran sih, padahal biasanya kalo aku curhat dia selalu ngasih solusi.
Tapi kali ini enggak, apa dia cemburu? Hihihiii, nggak mungkin dong ya?
Pagi
tiba, seperti biasa dia selalu menunggu di depan rumahku. Berangkat bareng
lagi. Kali ini aku nggak naik sepeda sendiri, tapi diboncegin Nugi. Karena
sepedaku ada masalah sedikit. Saat diperjalanan yang biasanya bercanda, kali
ini kita bicara agak serius. Nugi bertanya “apakah sampai nanti kita akan tetap
menjadi sahabat?” aneh nggak sih kalo dia nanya gitu? Aku hanya terdiam dan pura-pura
nggak kedengeran. Tak terasa sampai di sekolah. Kita menuju ke kelas dan aku
melihat kak Cello sedang duduk sendirian dengan memainkan hpnya. Jantungku
terasa degdeg’an saat lewat di hadapannya. Oh Tuhan, apakah ini perasaan cinta?
Saat
pulang sekolah aku menunggu Nugi di depan gerbang. Namun, ada seorang cowok
yang menghampiriku dan ternyata dia adalah kak Cello. Aku jadi gugup banget.
Mimpi apa aku semalem bisa diajak pulang bareng Kak Cello. Tak lama kemudian si
Nugi datang. Dan aku meminta izin untuk pulang bareng Kak Cello. Dengan berat
hati Nugi mengiyakan permintaanku. Selama perjalanan pulang bareng Kak Cello,
aku hanya terdiam. Sampai di rumah kak Cello aku tawari untuk masuk ke rumah.
Tapi kak Cello menolak karena dia harus cepat-cepat pulang. Tak kusangka kak
Cello mengajak aku untuk nonton saat malem minggu. Dengan tanpa basa basi aku
langsung bilang iya. Malamnya aku main ke rumah Nugi, dan aku menceritakan
tentang ajakan kak Cello. Nugi tidak rela kalau aku pergi nonton sama kak
Cello. Karena ia tak mau aku kenapa-kenapa. Tapi aku tetap akan pergi dengan
kak Cello.
Malam
minggu tiba, akupun nonton bareng kak Cello. Dengan perasaan senang aku
diboncengkan kak Cello dengan naik motornya. Sampai ditempat tujuan kak Cello
menyatakan cinta padaku. Perasaanku semakin tak karuan. Aku bingung harus
bilang apa. Tak sadar kata “ya aku mau” keluar dari mulutku. Dan saat itu aku
resmi jadian dengan kak Cello.
Seminggu
sudah aku jadian dengan kak Cello.
Semenjak itu pula hubunganku dengan Nugi menjadi sedikit bermasalah.
Yang biasanya aku berangkat bareng Nugi, kini setiap hari aku dijemput oleh kak
Cello. Jangankan ngobrol, untuk saling menyapa aja kita nggak pernah. Nugi jadi
sedikit berbeda dia sering menghindar dariku saat aku dekati. Hingga suatu
malam aku ke rumahnya, aku ingin memperbaiki hubunganku dengannya. Dan ibu
Nugipun mempersilahkan aku untuk langsung masuk ke kamar Nugi. Saat aku masuk
ke kamarnya Nugi tidak ada dan aku melihat sebuah kertas di atas meja kamarnya.
Aku penasaran dan aku baca tulisan di kertas itu. ternyata itu adalah curahan
hati Nugi dalam kertas itu ia menuliskan bahwa ia mencintaiku sejak kita masih
SD. Hancur seketika perasaanku, air mataku pun jatuh ternyata sahabat ku malah
suka pada ku. Nugi datang dan terkejut melihat aku di kamarnya. Tanpa kata aku
pergi dari kamar Nugi.
Semakin
hari hubunganku dengan Nugi semakin jauh. Kita sudah tidak pernah saling bicara
sejak kejadian waktu itu. Kenapa persahabatan ku dengan Nugi harus jadi seperti
ini. Pertanyaan itu yang selalu muncul dalam fikiran. Suatu hari Nugi menemuiku
dan ngomong bahwa ia melihat Kak Cello jalan dengan cewek lain. Namun aku tidak
percaya itu. aku merasa kak Cello sangat menyangiku. Jadi nggak mungkin kalo ia
menghianatiku. Hingga tiba saatnya aku tau, bahwa kata Nugi memang benar. Aku
melihat kak Cello jalan dengan cewek lain, perasaanku hancur. Dan saat itu aku
memutuskan hubunganku dengan Kak Cello.
Setiap
hari aku merasa bersalah pada Nugi. Dulu aku nggak percaya dengan perkataannya.
Dan aku juga nggak pernah menghiraukan perasaannya malah menyakiti hatinya.
Akupun ke rumah Nugi untuk menemuinya. Namun, saat sampai sana aku hanya ketemu
dengan pembantu Nugi. Ternyata Nugi pindah ke Bali karena ayahnya mendapat
pekerjaan disana. Hatiku sangat sedih karena aku benar-benar kehilangan Nugi.
Pembantu itu membawa surat yang dititipkan Nugi untukku. Kini saat Nugi sudah
tidak ada aku baru sadar bahwa aku benar-benar menyayanginya. Kenapa cinta baru
datang sekarang? Kenapa cinta itu nggak muncul sejak dulu? Kenapa cinta datang
tak tepat waktu? Pertanyaan itu yang selalu muncul dalam fikiranku.
Buat
Icha,
Kita
kenal bukan sehari, dua hari. Kita kenal dari saat kita belum tau apa-apa.
Hingga sekarang kita telah mengenal apa itu cinta. Karena cinta itulah yang
membuat kita jauh. Karena cinta yang membuat kita tak saling bicara. Tapi
karena cinta juga yang membuat kita selalu tertawa bareng, bahagia bareng,
sedih bareng. Aku tau aku salah karena aku mencintaimu. Seharusnya hubungan
kita nggak lebih dari seorang sahabat.
Aku
memutuskan untuk ikut keluargaku ke Bali. Karena aku butuh waktu untuk sendiri
dan menikmati alam baru. Dan percayalah, kamu adalah orang pertama yang akan
selalu aku ingat. Kamu adalah sahabat terbaik yang pernah aku milikin.
Perasaanku ke kamu tak akan pernah berubah. Aku akan selalu menyayangi dan
mencintaimu. Aku nggak pernah tau apakah aku akan kembali ke Jakarta atau
tidak. Tapi, kalau kita jodoh aku yakin kita pasti akan bertemu.
Nugi Handika